Sabtu, 14 Mei 2016

Sepotong Senja Bersama Harapan Yang Hilang

Ketika matahari mulai redup, sang awan pun dengan seksama jadi penguasa langit, terimakasih untuk hujan sore ini Aku mencintaimu , katamu selirih angin sore . Namun aku takut ketika aku membuka mata dan kamu tak lagi ada . Aku sudah melihat jutaan senja, tapi tidak satu pun dari mereka yang lebih indah dari pada ketika kau memelukku sebagai sore yang sederhana. Ketika Sang Surya asakan lelah, sibakkan bayangan senja sembari menyumpahi gerimis. Ia bisikkan; senyummu bahagiaku. kelak akan ada sore yang begitu sepi bagimu, satu persatu kenangan mulai kau ingat, dan tersenyum ketika giliranku lewat. Berhenti mencari yg sempurna untuk dicintai, karena yg kamu butuh hanya dia yg tau betapa beruntung dia ketika bersamamu.
• Sore •
Ketika waktu menjelang sore, usia pun tidak terasa semakin menua, tubuh kekar kian melemah, kulit kian keriput, Cinta yg paling indah adalah ketika sepasang kekasih itu bisa saling jujur, menjaga, setia, dan saling mencintai dgn tulus. Selamat Sore Senyumku menatap senja ini, reriuh daun- daun mengiringi. Tidakkah kau melihat saat- saat yang begitu indah. Selamat datang malamku, selamat jalan rinduku, hanya itu yang selalu ku ucap, saat senja berlalu dari langitku. Rindu menyeruak saat senja menanti malam. Geloranya tak padam, meski diam-diam kupendam. semestaku sekarat saat punggungmu menjauh sirna. dan di ufuk barat, tak pernah kulihat senja lebih bermuram durja. Saat mata senja berlinang jingga, engkau hanya terlalu bahagia mengenang luka, seperti pergi yang lupa jalan pulangnya. Maka, suatu saat nanti. Jika cinta cukup waktu, ia akan pergi, Menemukan inangnya. Dan kita kekasih, hanya sepasang ranting senja. Sebuah keindahan tersendiri saat kita menyaksikan terbitnya matahari atau melihatnya tenggelam menjelang senja Aku pernah merindukanmu pada suatu senja, Puan. Sampai senja sore saat ini tak ada, karena baru saja ia terbit di dada masing- masing kita. Dari mataku; seekor kupu-kupu menjelajahi garis di telapak tanganmu, begitu panjang, dan hilang saat senja di matamu datang. Saat senja menyapa, aku menyadari bahwa masih banyak hal indah yg Allah ciptakan selain Kamu Kau tahu? senja adalah saat terbaik menceritakan kisah rindumu pada dunia, sebab di sana akan kau temukan jawaban diantara angin dan pejaman mata. aku enggan menceritakanmu saat senja begini. Kau jauh lebih tampan dari itu Saat nanti senja kembali,redam sejenak hujan yang menuntut malam panjang itu,sampai senja beranjak dari sini Tuhan, bahuku sudah lama menjadi pelabuhan airmatanya. Ku harap jika aku tiada, Kaulah tempatnya bercerita saat merindukanku Aku baru sadar bahwa ada yang lebih indah dari senyummu, yaitu tawa kecilmu yg slalu ku rindukan saat kita duduk bersama menikmati indahnya senja apakah kau tahu seperti apa tanah kelahiran air mata, kekasih? seperti senja saat tenggelam di pelupukmu yang geming. Jika kamu tahu arti airmata, kamu akan tahu makna hujan saat senja. Engkau meninggalkanku; aroma tubuhmu, juga sebuah kecupan di kening. Yang menjadi abadi saat kau tak kembali. Jangan kurangi pahala hari ini dengan mengeluh, mengumpat, menimbun dendam, hingga saat senja hanya lelah yang kita rasa. Pada saat mereka telah berada di usia senja itu, kesadaranku untuk melihat mereka tersenyum lepas dengan tentram, sangat besar Saat senja enggan menyala, Ijinkan kuselami keteduhamu, sebagai tabib ringkih kesepianku. Saat temaram datang, jangan ikut tenggelam bersama mentari. Tapi bersinarlah bersama senja walau ia tanpa pelangi. Senja itu spesial. Hanya datang pada waktu tertentu. Saat dia datang dia membawa keindahan. Senja masih tak berparas bagiku, saat luka bergoresan di ulu. Laraku mengalir di hilir tak berhulu Saat jingga bersetubuh dengan gelap, sepasang mata sibuk kemasi air matanya; seakan takut, senja mencuri rindu miliknya. Kebersamaan kita, sama seperti dua cangkir teh di saat senja; hangat dan manis senja begitu cepat berganti, dan sampai saat ini kau tetap kunanti Suatu saat ada dimana masanya kita menikmati senja bersama di teras rumah. Kamu dan aku dengan secangkir coklat hangat ditangan saat hujan reda, senja berpura-pura bahagia. jingga seolah menampakkan bahagia, nyatanya rindu berkalang duka. Ketika waktu terasa membeku, kebisingan hilang, yang terdengar hanya degupan jantung kita berdua. Senja kala itu, saat bersebelahan denganmu Rindu menyeruak saat senja menanti malam. Geloranya tak padam, meski diam-diam kupendam. Ketika senja mulai tenggelam, ketika durjana malam datang, kau tersenyum indah diantara ribuan bintang, takkan kulukai senyumu sayang aku tulis catatan catatan kecil tentang kita, lalu kugantungkan di mega senja. semoga ia mampu mengingatkanmu ketika kau mulai lupa. ketika dimabuk cinta hampir tak meninggalkan jeda, sela, dan waktu. hingga tak bisa membedakan pagi dan senja untuk terus memikirkan dia Jauh adalah ketika kita duduk bersebelahan di bangku taman menatap senja, tapi hati kita di bangku yang berbeda. jika aku tak bisa menjadi bintang terang di hatimu, biarkan aku menjadi bintang paling terang yg akan selalu kau tatap ketika senja tiba.. Ternyata, bukan hanya senja yg dapat padam. Yaitu amarah, ketika pelukmu merengkuh semua peluh. Aku terasa seperti bayi kecil di dadamu. di akhir senja kuucap "selamat menikmati jingga kelabu senja kali ini. ketika tak ada jingga, buatlah seberkas cahayanya oleh senyummu. Senja selalu apa adanya, luka, kehilangan, adalah sajak-sajak yang tercipta di bawahnya, di ufuk mata; ketika genggaman mereda Kata-katamu bisa seketika lebih bertenaga ketika merasakan rindu sambil memandang senja. ketika senja dalam bis kota, kau menyapaku sembari malu, dan jendela biru tempat kita bercerita mulai penuh dengan kata Aku sudah melihat jutaan senja, tapi tidak satupun dari mereka yang lebih indah daripada ketika kau memelukku sebagai sore yang sederhana. Ketika senja mulai tenggelam, ku mulai menyadari kamu yang paling berarti, dan ketika sinar matahari menyapa ku sadari kamu hanya mimpi.